Minggu, 27 April 2008

In the 1st blog_

Alhamdulillah,, segala puji hanya bagi Allah SWT karna atas rahmat dan karuniaNya lah kita dapat menikmati indahnya berIslam.... Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junungan kita Nabi Muhammad SAW....

Akhirnya,, saya bisa juga membuat blog,, walaupun belum rajin2 bgt menulis,, tapi kemarin sudah ada beberapa artikel yang saya taruh di blog ini,, tapi semoga saya dapat benyak lebih banyak menulis lagi... kan gak emang begitu tujuannya,, iya G? biar bisa bermanfaat buat orang laen..

Ya udah,, kalo diantara kamu ada yang punya saran,, jangan ragu2 untuk dikirim ya.....

Sabtu, 26 April 2008

puisi doa_

DO’A UNTUK SAUDARAKU

Ya Allah,

jadikanlah saudaraku,

manusia yang cukup menyadari,

kalau ia sedang lemah,

Dan cukup tabah untuk menghadapi dirinya sendiri,

kalau ia sedang takut.

Yang akan bangga dan tidak berputus asa,

kalau ia kalah secara jujur.

Dan rendah diri serta lembut dalam kemenangan.

Ya Allah,

jadikanlah saudaraku,

manusia yang bukan cuma bias berharap,

tetapi juga mampu berbuat,

insan yang mengenal engkau.

Ya Allah,

janganlah bawa ia ke jalan

yang serba mudah dan serba enak,

tetapi biarlah ia belajar mandiri ditengah badai,

dan biarlah ia merasakan penderitaan

orang-orang yang gagal.

Ya Allah,

jadikanlah saudaraku,

manusia yang hatinya jernih,

yang cita-citanya tinggi…

Manusia yang dapat mengendalikan dirinya sendiri,

sebelum ia mengendalikan orang lain

Yang meraih masa depan,

tetapi tidak melupakan masa lalu.

Dan kalau semua itu sudak menjadi miliknya,

mohon diberikan rasa humor kepadanya.

Berilah ia kerendahan hati,

supaya selalu ingat kesederhanaan dari keagungan sejati,

keterbukaan dari kebijaksanaan sejati,

dan kelemahan dari kekuatan sejati…

Minggu, 13 April 2008

8 kado terindah

Saya kutip dari sebuah milis, semoga bermanfaat 

KEHADIRAN
 
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yg tak ternilai 
harganya.
Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat surat, telepon, foto 
Atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. 
Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.
 
MENDENGAR
 
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang 
Lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang  disampaikan.
Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. 
Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan  terima kasihpun akan terdengar manis baginya.
 
DIAM
 
Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai 
Untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari 
segalanya,
Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena 
memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar 
menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.
 
KEBEBASAN
 
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki 
Atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu".
Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan 
Penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.
 
KEINDAHAN
 
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil 
lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yg tertata indah, misalnya.
 
TANGGAPAN POSITIF
 
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, 
sikap atau tindakan orang yg kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang 
benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba 
hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. 
Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan 
maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.
 
KESEDIAAN MENGALAH
 
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai 
Menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah".
Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi 
janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa musti jadi pemicu 
pertengkaran yg berlarut-larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat 
melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada 
manusia yg sempurna di dunia ini

SENYUMAN
 
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, 
terlebih yg diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yg beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang 
jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri 
dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yg dikasihi?

Minggu, 06 April 2008

Ukhuwah!!

Ini adalah sebuah kisah tentang kepemimpinan Ali ibn Abi Thalib dalam Khulafaurrasyidin yang sangat patut kita teladani.

Tidak ada khalifah yang paling mencintai ukhuwwah, ketika orang berusaha menghancurkannya, seperti Ali ibn Abi Thalib. Baru saja dia memegang tampuk pemerintahan, beberapa orang tokoh sahabat melakukan pemberontakan. Dua orang di antara pemimpin Muhajirin meminta izin untuk melakukan umrah. Ternyata mereka kemudian bergabung dengan pasukan pembangkang. Walaupun menurut hukum Islam pembangkang harus diperangi, Ali memilih pendekatan persuasif. Dia mengirim beberapa orang utusan untuk menyadarkan mereka. Beberapa pucuk surat dikirimkan. Namun, seluruh upaya ini gagal. Jumlah pasukan pemberontak semakin membengkak. Mereka bergerak menuju Basra.

Dengan hati yang berat, Ali menghimpun pasukan. Ketika dia sampai di perbatasan Basra, di satu tempat yang bernama Alzawiyah, dia turun dari kuda. Dia melakukan shalat empat rakaat. Usai shalat, dia merebahkan pipinya ke atas tanah dan air matanya mengalir membasahi tanah di bawahnya. Kemudian dia mengangkat tangan dan berdo'a: "Ya Allah, yang memelihara langit dan apa-apa yang dinaunginya, yang memelihara bumi dan apa-apa yang ditumbuhkannya. Wahai Tuhan pemilik 'arasy nan agung. Inilah Basra. Aku mohon kepada-Mu kebaikan kota ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya. Ya Allah, masukkanlah aku ke tempat masuk yang baik, karena Engkaulah sebaik-baiknya yang menempatkan orang. Ya Allah, mereka telah membangkang aku, menentang aku dan memutuskan bay'ah-ku. Ya Allah, peliharalah darah kaum Muslim."

Ketika kedua pasukan sudah mendekat, untuk terakhir kalinya Ali mengirim Abdullah ibn Abbas menemui pemimpin pasukan pembangkang, mengajak bersatu kembali dan tidak menumpahkan darah. Ketika usaha ini pun gagal, Ali berbicara di hadapan sahabat-sahabatnya, sambil mengangkat Al-Qur'an di tangan kanannya: "Siapa di antara kalian yang mau membawa mushaf ini ke tengah-tengah musuh. Sampaikanlah pesan perdamaian atas nama Al-Qur'an. Jika tangannya terpotong peganglah Al-Qur'an ini dengan tangan yang lain; jika tangan itu pun terpotong, gigitlah dengan gigi-giginya sampai dia terbunuh."

Seorang pemuda Kufah bangkit menawarkan dirinya. Karena melihat usianya terlalu muda, mula-mula Ali tidak menghiraukannya. Lalu dia menawarkannya kepada sahabat-sahabatnya yang lain. Namun, tak seorang pun menjawab. Akhirnya Ali menyerahkan Al-Qur'an kepada anak muda itu, "Bawalah Al-Qur'an ini ke tengah-tengah mereka. Katakan: Al-Qur'an berada di tengah-tengah kita. Demi Allah, janganlah kalian menumpahkan darah kami dan darah kalian."

Tanpa rasa gentar dan penuh dengan keberanian, pemuda itu berdiri di depan pasukan Aisyah. Dia mengangkat Al-Qur'an dengan kedua tangannya, mengajak mereka untuk memelihara ukhuwwah. Teriakannya tidak didengar. Dia disambut dengan tebasan pedang. Tangan kanannya terputus. Dia mengambil mushaf dengan tangan kirinya, sambil tidak henti-hentinya menyerukan pesan perdamaian. Untuk kedua kalinya tangannya ditebas. Dia mengambil Al-Quran dengan gigi-giginya, sementara tubuhnya sudah bersimbah darah. Sorot matanya masih menyerukan perdamaian dan mengajak mereka untuk memelihara darah kaum Muslim. Akhirnya orang pun menebas lehernya.

Pejuang perdamaian ini rubuh. Orang-orang membawanya ke hadapan Ali ibn Abi Thalib. Ali mengucapkan do'a untuknya, sementara air matanya deras membasahi wajahnya. "Sampai juga saatnya kita harus memerangi mereka. Tetapi aku nasihatkan kepada kalian, janganlah kalian memulai menyerang mereka. Jika kalian berhasil mengalahkan mereka, janganlah mengganggu orang yang terluka, dan janganlah mengejar orang yang lari. Jangan membuka aurat mereka. Jangan merusak tubuh orang yang terbunuh. Bila kalian mencapai perkampungan mereka janganlah membuka yang tertutup, jangan memasuki rumah tanpa izin, janganlah mengambil harta mereka sedikit pun. Jangan menyakiti perempuan walaupun mereka mencemoohkan kamu. Jangan mengecam pemimpin mereka dan orang-orang saleh di antara mereka."

Sejarah kemudian mencatat kemenangan di pihak Ali. Seperti yang dipesankannya, pasukan Ali berusaha menyembuhkan luka ukhuwwah yang sudah retak. Ali sendiri memberikan ampunan massal. Sejarah juga mencatat bahwa tidak lama setelah kemenangan ini, pembangkang-pembangkang yang lain muncul. Mu'awiyah mengerahkan pasukan untuk memerangi Ali. Ketika mereka terdesak dan kekalahan sudah di ambang pintu, mereka mengangkat Al-Qur'an, memohon perdamaian. Ali, yang sangat mencintai ukhuwwah, menghentikan peperangan. Seperti kita ketahui bersama, Ali dikhianati. Karena kecewa, segolongan dari pengikut Ali memisahkan diri. Golongan ini, kelak terkenal sebagai Khawarij, berubah menjadi penentang Ali. Seperti biasa, Ali mengirimkan utusan untuk mengajak mereka berdamai. Seperti biasa pula, upaya tersebut gagal.

Dari: Islam Aktual. Jalaluddin Rakhmat. Mizan, Jakarta 1991